Sabtu, 30 Januari 2010

Makna

A. Makna Denotasi dan Konotasi

1. Makna Denotasi
Makna denotasi adalah makna lugas, bersifat umum, dan tidak tercampur oleh nilai
rasa dan tidak berupa kiasan
2. Makna Konotasi
Makna konotasi adalah makna yang disertau nilai rasa tertentu atau berupa kiasan
Makna Denotasi
a. Cincinnya dihiasi permata.
b. Ayahnya gegar otak.
c. Tali sepatunya putus.
d. Sayur ini kurang garam.
e. Mereka memotong kuku adikku.
Makna Konotasi
a. Dialah permata hatiku.
b. Polisi menangkap otak perampokan itu.
c. Dia putus cinta.
d. Mereka sudah banyak makan asam garam
e. Mereka memotong gajiku

B. Perubahan Makna

Kata-kata dalam bahasa tertentu mengalami perubahan arti. Terdapat enam jenis perubahan arti.
1. Meluas / generalisasi
Makna kata sekarang lebih luas daripada makna asalnya.
Contoh : petani, peternak, berlayar, ibu, dsb.
2. Menyempit / spesialisasi
Makna kata sekarang lebih sempit daripada makna kata asalnya.
Contoh : pendeta, sarjana, sastra, pembantu, dsb.
3. Amelioratif
Makna kata sekarang lebih baik daripada makna kata asalnya.
Contoh : wanita, pramuniaga, warakawuri, rombongan, dsb.
4. Peyoratif
Makna kata sekarang lebih jelek daripada makna kata asalnya.
Contoh : kawin, gerombolan, oknum, perempuan, dsb.
5. Sinestesia
Makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh : Namanya harum.
6. Asosiasi
Makna kata yang timbul karena persamaan sifat.
Contoh : hati-hati menghadapi tukang catut di bioskop itu.

D. Hubungan Makna

1. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh : siuman = sadar
datang = tiba = sampai
2. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh : atas >< bawah
kasar >< halus
3. Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat
menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah
kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim
adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :

* Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak,
pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.
* Hipernim : Ikan. Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat,
cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
* Hipernim : Odol. Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up,
close up, maxam, formula, sensodyne, dll.
* Hipernim : Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon,
serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.
4. Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena
adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata
"kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian
tubuh manusia yang ada di atas leher. Contoh:

* Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala
sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
* Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus.
(kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
* Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng.
(kepala berarti individu).
* Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru
dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).
5. Homonim
Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun beda
artinya.
Contoh :
a. Bulan ini adikku menikah
b. Malam ini bulan tidak bersinar
6. Homofon
Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapiejaan dan artinya
berbeda.
Contoh :
a. Saya tidak sangsi lagi.
b. Yang melanggar akan mendapatkan sanksi.
c. Dilarang masuk dalam ladang perburuan.
d. Kita harus mentaati undang-undang perburuhan.
7. Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan sama, tetapi bunyi dan artinya
berbeda.
Contoh :
a. Ia tidak tahu tentang masalh itu.
b. Nenekku suka makan tahu goreng.

Jenis Kata ; Kata Baku dan Tak Baku ; Kata Serapan

A. JENIS KATA
Ada dua pandangan mengenai jenis / kategori kata. Pertama, pandangan tata bahasa tradisional yang mengikuti Aristoteles dan kedua, pandangan tata bahasa struktural berdasarkan analisis ilmu bahasa modern.
1. Jenis Kata menurut Tata Bahasa Tradisional
Ada 10 jenis kata menurut tata bahasa tradisional, yaitu :
1. kata benda (nominal) 6. kata keterangan (adverbal)
2. kata kerja (verbal) 7. kata depan (preposisi)
3. kata sifat (adjektif) 8. kata penghubung (konjungtor)
4. kata ganti (pronomina) 9. kata sandang (artikula)
5. kata bilangan (numeralia) 10. kata seru (interjeksi)
2. Jenis Kata menurut Tata Bahasa Struktural
Ada 4 jenis kata menurut tata bahasa struktural (diacu pula oleh Tata Bahasa Buku
Bahasa Indonesia), yaitu :
1. kata benda (nominal)
2. kata kerja (verbal)
3. kata sifat (adjektif)
4. kata tugas
B. KATA BAKU DAN TAK BAKU
Beberapa kata baku dan tak baku yaitu :
BAKU TAK BAKU

anggota anggauta
antarpulau antar pulau
izin ijin
kromosom khromosom
hierarki hirarki
ijazah ijasah
hakikat hakekat
kaidah kaedah
dipersilakan dipersilahkan
pihak fihak
apotek apotik
atlet atlit
cenderamata cinderamata
nasihat nasehat
sistem sistim
telepon tilpon
pertanggungjawaban pertanggung jawaban
hutang utang
C. KATA SERAPAN
1. Kata Serapan Asing
contoh:
Kata Asing Kata Serapan
supply suplai
volley voli
do'a doa
caracter karakter
2. Kata Serapan Daerah
tunadaksa cacat anggota badan
tunagrahita cacat mental
pramucara pembawa acara
wiracarita cerita kepahlawanan
narasumber informan
tunarasa putus asa
tunawicara tidak bisa berbicara
tunarungu tidak bisa mendengar